Details
Director: Bryan SingerWriters: Simon Kinberg (screenplay), Jane Goldman (story), »
Stars: Patrick Stewart, Ian McKellen, Hugh Jackman |
Ratings: 8,3/10 from 225.163 users Metascore: 74/100
Reviews: 605 user | 430 critic | 43 from Metacritic.com
Genres: Action | Adventure | Sci-Fi | Thriller
Country: USA | UK
Language: English | Vietnamese | French
Release Date: 21 May 2014 (Indonesia)
Tahun 2000, film X-Men pertama hadir ke layar lebar. Pada saat itu, genre superhero tidak berada dalam bentuk terbaiknya. Belum ada nama seperti Nolan, Raimi, apalagi Marvel Cinematic Universe. Bahkan tiga tahun sebelumnya, Joel Schumacher baru saja merilis Batman & Robin yang bisa menjadi penutup dari trend film superhero. Tapi untungnya hal itu tidak terjadi, karena Bryan Singer dengan film X-Men-nya datang dan secara tidak langsung memulai era baru dunia film superhero. Bukan berarti selanjutnya tidak ada film superhero buruk, karena seperti komik, kadang kita dapat cerita yang bagus, dan kadang kita dapat cerita yang buruk.
Melibatkan elemen time travel, Days of Future Past menceritakan masa depan di mana para mutan tengah diburu oleh Sentinel ciptaan Bolivar Trask (Peter Dinklage). X-Men berada di ambang kepunahan hingga Wolverine (Hugh Jackman) harus dikirim ke masa lalu oleh Professor X (Patrick Stweart) dan Magneto (Ian McKellen), lewat bantuan Kitty Pryde (Ellen Page), untuk menghentikan semuanya sebelum terjadi. Di sinilah kita bertemu dengan versi muda dari Charles Xavier (James McAvoy), Erik Lehnsherr (Michael Fassbender), Hank McCoy (Nicholas Hoult), hingga Mystique (Jennifer Lawrence). Bersama, mereka berusaha mengubah beberapa kejadian penting yang dapat berefek buruk bagi masa depan. Namun tentunya hal ini tidak mudah, karena versi muda dari para mutan ini tidak sebijaksana versi tua mereka.
Mengkombinasikan kedua timeline yang berbeda serta menyinggung banyak kejadian di film-film sebelumnya tidak akan mudah dicerna bagi para penonton yang sama sekali tidak akrab dengan film X-Men. Tapi bagi kalian-kalian yang rajin mengikutinya, menikmati masa cemerlang dan buruknya seri ini, X-Men: Days of Future Past dijamin akan memuaskan sekali. Ada sebuah sensasi rewarding yang selama ini kita cari. Di film ini, Bryan Singer berhasil me-redeem semua kesalahan film pendahulunya.
Film superhero tentu sarat aksi besar-besaran, Days of Future Past punya itu, tanpa harus benar-benar meluluh-lantahkan seisi kota a la Man of Steel atau Avengers. Aksinya intim, menarik untuk dilihat, namun yang penting, berpengaruh kepada plot dan tidak hampa. Tapi itu sendiri bahkan bukan hal terbaik film ini. Sejak film dimulai, terasa sekali sentuhan Singer, sentuhan yang membuat kita cinta dengan dua film X-Men pertama. Apa itu? Interaksi antar karakternya.
Diadaptasi dari story-arc berjudul sama di komiknya, cerita lebih berfokus pada masa lalu. Singer membawa hal terbaik dari serinya, yaitu Hugh Jackman, bersatu dengan elemen terbaik di First Class, yaitu McAvoy dan Fassbender. Gabungkan keduanya, kita mendapatkan dinamika yang sangat seru untuk ditonton. Karakter-karakternya benar-benar hidup dan seluruh aktor memberikan penampilan terbaiknya di sini. Tapi James McAvoy adalah yang paling bersinar. Terlepas dari assemble cast-nya yang keroyokan, Days of Future Past adalah filmnya. Sangat asyik untuk melihat perubahan karakter Charles Xavier di awal film hingga ke akhir cerita.
Hebatnya lagi, Singer, seperti tidak perlu berusaha keras untuk membuat semua hal itu bekerja dengan baik. X-Men adalah taman bermainnya, this is where he belongs. Kalian mungkin tidak selalu setuju dengan keputusan yang pernah ia buat, seperti memaksa semua X-Men menggunakan kostum berwarna hitam terbuat dari kulit dan tidak seperti di komik, tapi ia berhasil membuat tiap karakternya mudah disukai. Ya, bahkan untuk karakter dengan screentime sedikit seperti Quicksilver atau Blink. In the end, it’s not about the style that matters, but the substance beneath.
Sulit bagi saya untuk mencari-cari keburukan dari Days of Future Past, karena inilah film X-Men yang selama ini saya tunggu. Inilah film X-Men terbaik yang pernah dibuat. Dan bahkan bagi saya yang bukan fans beratnya sendiri tidak sabar untuk melihat apa yang akan dihadirkan selanjutnya.
Film superhero tentu sarat aksi besar-besaran, Days of Future Past punya itu, tanpa harus benar-benar meluluh-lantahkan seisi kota a la Man of Steel atau Avengers. Aksinya intim, menarik untuk dilihat, namun yang penting, berpengaruh kepada plot dan tidak hampa. Tapi itu sendiri bahkan bukan hal terbaik film ini. Sejak film dimulai, terasa sekali sentuhan Singer, sentuhan yang membuat kita cinta dengan dua film X-Men pertama. Apa itu? Interaksi antar karakternya.
Diadaptasi dari story-arc berjudul sama di komiknya, cerita lebih berfokus pada masa lalu. Singer membawa hal terbaik dari serinya, yaitu Hugh Jackman, bersatu dengan elemen terbaik di First Class, yaitu McAvoy dan Fassbender. Gabungkan keduanya, kita mendapatkan dinamika yang sangat seru untuk ditonton. Karakter-karakternya benar-benar hidup dan seluruh aktor memberikan penampilan terbaiknya di sini. Tapi James McAvoy adalah yang paling bersinar. Terlepas dari assemble cast-nya yang keroyokan, Days of Future Past adalah filmnya. Sangat asyik untuk melihat perubahan karakter Charles Xavier di awal film hingga ke akhir cerita.
Hebatnya lagi, Singer, seperti tidak perlu berusaha keras untuk membuat semua hal itu bekerja dengan baik. X-Men adalah taman bermainnya, this is where he belongs. Kalian mungkin tidak selalu setuju dengan keputusan yang pernah ia buat, seperti memaksa semua X-Men menggunakan kostum berwarna hitam terbuat dari kulit dan tidak seperti di komik, tapi ia berhasil membuat tiap karakternya mudah disukai. Ya, bahkan untuk karakter dengan screentime sedikit seperti Quicksilver atau Blink. In the end, it’s not about the style that matters, but the substance beneath.
Sulit bagi saya untuk mencari-cari keburukan dari Days of Future Past, karena inilah film X-Men yang selama ini saya tunggu. Inilah film X-Men terbaik yang pernah dibuat. Dan bahkan bagi saya yang bukan fans beratnya sendiri tidak sabar untuk melihat apa yang akan dihadirkan selanjutnya.
Screenshots
X-Men Days of Future Past (2014)
Reviewed by gede
on
9/18/2014 09:45:00 PM
Rating:
X-Men Days of Future Past (2014) Review Film. Sekuel pemersatu semua sekuel X-Men yang mengkombinasikan elemen-elemen terbaiknya dan merangkumnya dengan unsur time travel yang cerdas
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted