Dirilis tepat setahun yang lalu, bagian pertama untuk adaptasi film layar lebar dari novel The Divergent Series karya Veronica Roth, Divergent, mampu mencuri perhatian penikmat film dunia ketika film arahan Neil Burger tersebut berhasil meraih kesuksesan komersial meskipun mendapatkan penilaian yang tidak terlalu memuaskan dari banyak kritikus film dunia. Bagian kedua dari adaptasi film layar lebar The Divergent Series sendiri, Insurgent, menghadirkan beberapa perubahan di belakang layar pembuatannya: kursi penyutradaraan kini beralih dari Burger ke Robert Schwentke (Red, 2010) dengan Brian Duffield, Akiva Goldsman dan Mark Bomback mengambil alih tugas penulisan naskah cerita dari Evan Daugherty dan Vanessa Taylor. Apakah perubahan-perubahan ini mampu memberikan nafas segar bagi penceritaan Insurgent? Tidak, sayangnya.
Insurgent sendiri masih
mengikuti perjalanan dari Tris (Shailene Woodley) yang kini bersama
dengan Four (Theo James), Peter (Miles Teller) dan Caleb (Ansel Elgort)
bersembunyi di wilayah tempat tinggal kaum Amity setelah mereka diburu
oleh pimpinan kelompok Erudite, Jeanine Matthews (Kate Winslet). Jeanine
sendiri melakukan segala hal untuk berusaha menangkap Tris – mulai dari
menugaskan pasukannya untuk memburu semua orang yang pernah berhubungan
dengan gadis tersebut hingga melakukan pembunuhan terhadap orang-orang
tak bersalah agar Tris mau keluar dari persembunyiannya. Benar saja.
Meskipun dicegah oleh Four, Tris akhirnya memilih untuk meninggalkan
persembunyiannya guna menghadapi Jeanine secara langsung.
Tidak seperti Divergent yang memperkenalkan dunia penceritaannya yang memiliki begitu banyak sisi dan konflik, Insurgent
justru hadir hanya dengan satu permasalahan pokok: perburuan yang
dilakukan karakter Jeanine Matthews terhadap Tris. Disinilah letak
permasalahan utama dari film ini. Terlepas dari kehadiran sajian aksi
yang lebih banyak dan mampu dieksekusi dengan baik oleh Schwentke,
naskah cerita Insurgent tidak menawarkan apapun selain kisah
perburuan yang dilakukan Jeanine Matthews tersebut. Duffield, Goldsman
dan Bomback bahkan tidak berminat untuk menggali lebih dalam sisi
romansa jalan cerita dari hubungan yang terjalin antara karakter Tris
dan Four. Tentu saja, ketika jalan cerita dengan alur monoton dan tanpa
tambahan plot pendukung yang kuat tersebut dihadirkan sepanjang 119
menit, Insurgent jelas berakhir datar dan gagal untuk menawarkan daya tarik yang berarti.
Entah karena ditangani oleh barisan penulis naskah yang baru, Insurgent sendiri terasa amat bergantung pada pengalaman para penontonnya dalam menyaksikan Divergent
untuk dapat benar-benar mencerna konflik yang dihadirkan dalam film
ini. Banyak bagian kisah yang melibatkan deskripsi kelas-kelas pada
dunia penceritaan The Divergent Series sekaligus karakter-karakter yang terlibat di dalamnya gagal untuk disajikan secara jelas. Insurgent
jelas bukan sebuah film yang dapat berdiri sendiri dan akan memberikan
kebingungan yang cukup mendalam bagi mereka yang memutuskan untuk
menyaksikan film ini sebelum menikmati seri pendahulunya. Dengan kondisi
seperti ini, keputusan untuk menghadirkan seri terakhir The Divergent Series, Allegiant, dalam dua bagian film jelas terdengar cukup mengkhawatirkan.
Insurgent (2015) The Divergent Series Review
Reviewed by gede
on
7/21/2015 08:00:00 PM
Rating:
Insurgent sendiri masih mengikuti perjalanan dari Tris (Shailene Woodley) yang kini bersama dengan Four (Theo James), Peter (Miles Teller) dan Caleb (Ansel Elgort) bersembunyi di wilayah tempat tinggal kaum Amity setelah mereka diburu oleh pimpinan kelompok Erudite, Jeanine Matthews (Kate Winslet).
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted