Walaupun judulnya bikin mual, tapi film ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan zombie atau pun tema-tema horor dan gore lainnya. Sebaliknya, I Want to Eat Your Pancreas menawarkan kisah sedih yang sudah bisa kalian tebak dari poster atau pun trailer yang beredar. Makna judul film ini bisa kalian temukan dengan mudah ketika menonton filmnya.
I Want to Eat Your Pancreas rilis di Jepang pada 1 September 2018. Diangkat dari novel berjudul Kimi no Suizō o Tabetai karya Yoru Sumino, versi live action-nya sudah tayang setahun lebih dulu di Jepang dengan judul Let Me Eat Your Pancreas dan jadi salah satu tayangan favorit dalam ajang Pekan Sinema Jepang 2018.
Kalau ngomongin film anime dengan cerita pilu, mungkin kita bisa sepakat bahwa Kimi no Na wa (2016) adalah juaranya dalam beberapa tahun terakhir. Harus diakui, film garapan Makoto Shinkai tersebut jadi standar ekspektasi ketika kita ditawari sebuah tayangan anime yang memadukan drama remaja dan kisah sedih. Lantas, apakah pengalaman kesedihan yang kita dapat dari dua film ini bisa kita bandingkan?
Garis besar cerita dalam film anime ini adalah hubungan antara dua tokoh yang sama-sama masih remaja. Protagonis kita adalah seorang cowok yang namanya baru bisa lo ketahui di akhir film. Dengan sifat pendiam dan enggak tertarik untuk punya teman, dia memilih tenggelam dalam buku-buku bacaan dan menyibukkan diri sebagai penjaga perpustakaan sekolahnya.
Suatu hari, si cowok ini menemukan buku harian teman sekelasnya, Sakura Yamauchi. Sakura punya sifat yang bertolak belakang. Dengan sifatnya yang mudah bergaul, dia disukai oleh teman-teman sekelasnya. Namun, tak disangka Sakura menyimpan sebuah rahasia yang enggak dia ceritakan sama sekali kepada teman dekatnya sekalipun.
Suatu hari, si cowok ini menemukan buku harian teman sekelasnya, Sakura Yamauchi. Sakura punya sifat yang bertolak belakang. Dengan sifatnya yang mudah bergaul, dia disukai oleh teman-teman sekelasnya. Namun, tak disangka Sakura menyimpan sebuah rahasia yang enggak dia ceritakan sama sekali kepada teman dekatnya sekalipun.
Makanya, Sakura jadi terkesan jahat karena bikin si cowok jadi sayang sama dia padahal dia bakal meninggal. Si cowok pun enggak kuasa menolak setiap ajakan Sakura, mulai dari menemaninya makan setiap pulang sekolah hingga jalan-jalan ke luar kota. Geregetan? Yah, namanya juga anak muda.
Kalau menjadikan Kimi no Na wa sebagai standar ideal film anime, lo mungkin kecewa dengan gaya animasi yang ditampilkan dalam I Want to Eat Your Pancreas. Secara visual, film ini enggak menyajikan kemegahan animasi yang bisa membuat lo terkagum-kagum. Sebaliknya, film anime garapan Shinichiro Ushijima ini tampil sederhana saja dengan warna-warna lembut yang mendominasi.
Meski terkesan biasa saja, bukan berarti lo enggak bisa menghayati kesedihan yang ditawarkan, kok. I Want to Eat Your Pancreas seakan-akan sudah menolak untuk disandingkan dengan Kimi no Na wa. Ada unsur lain yang jadi daya tarik dalam film ini dan sudah jelas gaya animasi bukan jawabannya.
Pesan buat kalian yang mau menangis dengan menonton I Want to Eat Your Pancreas: nikmatin saja apa yang kalian tonton. Tidak perlu bawa-bawa referensi film lain buat kalian bandingkan ketika akan menonton film ini. Kalau sudah nonton, kasih tahu, ya, bagaimana pengalaman menangis yang kalian alami! 😁
I Want to Eat Your Pancreas (2018) BluRay 480p 720p 1080p Bahasa Indonesia (Review)
Reviewed by tmv31
on
10/03/2019 02:39:00 PM
Rating:
Nonton dan Download Film I Want to Eat Your Pancreas (2018) BluRay 480p 720p 1080p Bahasa Indonesia (Review)
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted