Jujur saja, saat tulisan ini diketik saya masih belum tau apa itu DevOPS, mencari jawaban di quora pun ada berbagai versi. Saya coba kutip beberapa (bisa jadi semua :p) agar bisa nanti saya baca kedepannya lagi hehe.
Kenapa DevOPS ? ini berawal dari iseng-iseng melihat lowongan kerja di JobStreet saat pandemi ini, dengan memanfaatkan filter pencarian di Jobstreet, tentunya saya filter berdasarkan lokasi dengan posisi pekerjaan di taruh di Semua Spesialisasi wkwwk, dengan harapan
Setelah menerapkan filter yang sudah di atur tadi, mulailah saya scroll scroll halaman demi halaman melihat-lihat lowongan yang sesuai dengan minat dan kemampuan dong, Naah, karena rekomendasi kerja dari LiNa selalu berkaitan dengan hal-hal terkait IT maka ada beberapa judul lowongan yang membuat saya mengklik lowongan tersebut meski tidak tau jenis pekerjaan dari posisi yang di publikasikan tersebut.
DEVOPS ENGINEER, merupakan salah satu judul lowongannya, kenapa saya tertarik untuk melihat ? sudah jelas range gaji yang ditawrkan mulai dari 10-20 juta, selain itu kata Dev yang saya kira hanya Developer (sebagaimana developer website 🤣) dengan antusias berpikir "Wah bisa nih kayaknya!", namun setelah halaman lowongannya selesai termuat, kemudian saya scroll down lalu dalam waktu kurang dari 10 detik si tangan kiri dengan cepat memencet tombol keyboard CTRL + W, ya command untuk menutup tab pada browserd EDGE yang saya pakai. Kenapa ? Saya baru baca JOB DESCRIPTION dan REQUIREMENTS sepintas sudah minder sendiri dengan setiap bullet list didalam lowongan tersebut wkwkw.
Lihat saja sendiri salah satu jobdesk dan requirementsnya dibawah ini
JOB DESCRIPTION:
- Build, monitor, and improve our web application CI/CD pipelines (using GitLab CI/CD)
- Collaborate with software development teams to automate and enhance product development and release processes
- Write technical documentation that ensures systems can be maintained and knowledge is shared throughout the team
- Write efficient, usable and scalable infrastructure as a code
- Responsible in building, maintaining and improving software architecture
- Monitor and respond to alerts from technology infrastructure in order to ensure proper SLAs are met
- Managing and developing clustered/replicated database system using SQL, Non-SQL and Distributed System
- Assist with the maintenance of our database servers to ensure the proper functioning of master/slave replication, security, backup operations and optimal performance
- Install and Maintenance Linux service or application what we need for improvement.
REQUIREMENTS:
- At least 2 years of working experience as a DevOps Engineer
- Have experience about source code management
- Experience with IaaS or PaaS systems such as: AWS, OpenShift/Kubernetes, Gitlab CI/CD
- Hands-on experience with one or more of the following DevOps toolchains (or equivalent): Jenkins, Git, Artifactory, Docker
- Fundamental understanding of networking, firewalls, load balancing, forward and reverse proxies
- Familiarity with concepts such as: Agile methodologies, Test-Driven Design, Behavioural-Driven Design, and 12 factor application design
- Very good LINUX knowledge
- Experience with web server such as Apache, NGINX and etc.
- Experience with MySQL, MongoDB, Redis, Elasticsearch, etc.
- Strong communication in collaboration with software engineers and other cross-functional positions
Scroll demi scroll semakin banyak saya lihat lowongan DevOps, tentunya ada juga beberapa lowongan yang saya apply (sekitar 50 dalam kurun 2 minggu, hehe). Nah berikut ini adalah tulisan yang saya mau simpan dari quora
- Jenkins. Merupakan automation server yang bersifat open source serta bebas untuk digunakan. Tools ini dapat membantu mengotomatisasi proses software development dengan continuous integration (CI) dan memfasilitasi aspek teknis untuk continuous delivery (CD). Dengan Jenkins, Anda dapat mengatur dan menyesuaikan pipeline sesuai dengan apa yang Anda butuhkan. Jenkins menjadi tools yang populer di kalangan DevOps.
-
Git. Menjadi tools populer yang banyak digunakan oleh DevOps Engineer.
Alat ini memiliki fungsionalitas, kinerja, keamanan, dan fleksibilitas
yang dibutuhkan oleh tim pengembang.
Dengan Git, Anda dapat melacak progres atau kemajuan dari pengembangan sebuah projek dan melihat jika ada perubahan kode di dalam source code. Hal ini tentu akan sangat membantu DevOps Engineer. - Selenium. Merupakan automation testing tool untuk web application yang dilakukan pada berbagai browser seperti Mozilla Firefox , Internet Explorer, Google Chrome , Safari atau pun Opera. tools ini biasanya akan digunakan oleh tim QA untuk membantu proses software testing.
- Docker. Menjadi container management tool yang sudah semakin berkembang dan dianggap sebagai salah satu tools penting untuk DevOps Engineer.
Kenapa DevOps penting dalam dunia IT?
Kultur DevOps, lengkap dengan semua tools yang wajib dikuasai |
Bagaimana caranya?
"Lah, tadi di laptop gua webnya gaada error. Kok pas dideploy malah ngebug?""Kok malah lemot ya pas udah dideploy?"
- Belajarlah Linux, sampai khatam, luar dalam dan tetek-bengeknya. Akrabkan diri dengan command line, jauhkan diri dari ketergantungan akan GUI. Niscaya, setengah permasalahan hidup anda dalam dunia per-DevOps-an akan lebih mudah teratasi. (Setengah dari linux tetek bengeknya kayaknya saya sudah bisa sih tapi yang ubuntu)
- Pahami juga Computer Networking. Bagaimana jaringan internet bekerja, hingga hal-hal terkecil seperti "apa bedanya HTTP dan HTTPS?", "HTTPS jalan di port berapa?", "Maksudnya error 404, 403?", dll. (kalau ini saya sendiri sudah tau sih wkwkw)
- Belajar benar-benar berpikir logis dan runut. Menjadi DevOps tak seenak menjadi developer aplikasi dalam hal mengetahui "salah saya apa?". Tak ada block merah pada script yang error. Tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai kesalahan yang ada. Dalam banyak kasus, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah merunut segalanya dari awal, mendeteksi dengan detail setiap apa yang sudah kita buat, memperkecil ruang lingkup kemungkinan kesalahan (dari keseluruhan sistem menjadi beberapa part yang terlihat mencurigakan), mengujinya lagi dengan konfigurasi yang berbeda, dan masih banyak lagi, hingga ditemukan dengan pasti apa kesalahannya. Itu baru menemukan kesalahan. Mencari solusi bisa lebih ruwet lagi.
Jujur saja, saat tulisan ini diketik saya masih belum tau apa itu DevOPS, mencari jawaban di quora pun ada berbagai versi.
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted