One Piece Film: Red (2022) BluRay 480p, 720p, 1080p, & 2160p
For the first time ever, Uta – the most beloved singer in the world – will reveal herself to the world at a live concert. The voice that the whole world has been waiting for is about to resound.
Duration : 15 min
Genre : Animation, Action, Adventure
Release Date: 04 Nov 2022
Rating: 6.6 / 10 from 11,609 users
Metascore: 69
Director: Gorô Taniguchi
Creator: Brooklyn El-Omar, Tsutomu Kuroiwa, Eiichirô Oda
Actors: Mayumi Tanaka, Kazuya Nakai, Akemi Okamura
Review One Piece Film: Red (2022)
Salah satu serial anime shounen dengan penggemar dari berbagai kalangan, One Piece, kembali merilis film terbarunya, One Piece Film: Red. Bertindak mengarahkan film ini, ada Gorô Taniguchi yang juga tiga kali mengarahkan film-film Code Geass, dan serial Junketsu no Maria (2015). Film ini mengembalikan sosok Tsutomu Kuroiwa sebagai penulis setelah pada 2016 mengerjakan naskah One Piece: Heart of Gold dan One Piece Film: Gold. Ia juga dibantu Brooklyn El-Omar, yang selama ini bekerja dalam departemen animasi menggarap 108 episode One Piece, 3 episode 86, dan 6 episode Jujutsu Kaisen. Film garapan Toei Animation ini masih membawa para pengisi suara regular dari serialnya, yaitu Mayumi Tanaka, Hiroaki Hirata, Kappei Yamaguchi, Yuriko Yamaguchi, Chô, Shûichi Ikeda, dan penampilan Kaori Nazuka. Dengan disupervisi langsung oleh sang kreator ceritanya sendiri sebagai produser, Eiichiro Oda, seperti apa penampilan film ini?
Seorang diva favorit masyarakat dunia, Uta (Nazuka) akan menggelar konser megah secara langsung. Konsernya pun menarik perhatian para bajak laut terkenal hingga Kaisar Laut, termasuk kru bajak laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates) yang dikepalai Monkey D. Luffy (Tanaka). Sayangnya, terjadi sejumlah keganjilan saat konser tengah berlangsung yang mencuci otak para warga biasa. Uta dan Luffy yang notabene adalah teman masa kecil pun saling berkonflik dalam pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun ini. Konfrontasi yang kemudian melibatkan pula salah satu Kaisar Laut lainnya, Shanks (Ikeda), ayah Uta. Dengan segala informasi penting yang telah dirahasiakan sangat lama, mereka harus berhadapan dengan ancaman yang lebih berbahaya.
Sebelum membicarakan banyak hal lain dari One Piece Film: Red, satu persoalan yang paling kentara amat jelas adalah lagunya terlalu banyak. Bahkan para penikmat anime dari negeri asalnya sendiri juga kecewa pada fakta ini. Untuk ukuran anime berkategori shounen, kontan saja pengemasan One Piece Film: Red dengan mengobral banyak lagu menjadi kelewatan, terutama bagi para penggemar serialnya. Pasalnya, kondisi tersebut mengganggu spirit atau inti cerita dari One Piece itu sendiri yang notabene selama ini mengandalkan pertempuran epik dengan duel-duel sengit. Malahan, elemen ini tereduksi amat banyak gara-gara keberadaan beberapa nyanyian yang tidak pada waktu dan tempatnya.
One Piece Film: Red rupanya juga mengalami nasib serupa Jujutsu Kaisen 0, sangking banyaknya tokoh yang ingin dimunculkan membuat penonton sukar fokus. Sulit rasanya untuk menikmati olahan visual dan dramatisasi cerita-cerita shounen, ketika visualnya bergerak berpindah-pindah terlalu cepat antarsatu tokoh dengan tokoh lainnya. Hanya demi membagi porsi yang sama besar satu sama lain. Belum lagi jika masing-masing tokoh menempati setting yang saling berjauhan. Kita tentu bisa membandingkannya dengan Demon Slayer: Infinity Train (Kimetsu no Yaibe: Mugen Resha-hen), sesama anime shounen. Grafisnya dapat dinikmati dengan baik, karena fokus cerita hanya berpindah antarbeberapa tokoh. Itupun dengan tempo yang tepat.
Lain halnya dengan One Piece Film: Red yang amat terasa bergerak dengan terburu-buru. Alhasil, transisi pada perpindah antarvisualnya pun kerap kali jadi kasar dan melompat-lompat terlalu mendadak. Beberapa kali bahkan memotong momentum kritis, musik, maupun percakapan, untuk mengakhiri semua itu dengan terburu-buru. Bila mengecualikan keseruan adegan pertempuran pada akhir cerita, One Piece Film: Red cenderung terasa seperti buatan amatir. Variasi grafis yang diciptakan pada segmen-segmen sang tokoh penting, Uta (Nazuka) bernyanyi memang bagus dan meriah. Namun sekali lagi, sayangnya itu malah mengacaukan kenikmatan menonton One Piece itu sendiri. Barangkali para pembuatnya perlu mempelajari lebih banyak anime-anime shounen lain yang juga memiliki aspek musikal.
Kendati dengan anjloknya nilai One Piece Film: Red melalui elemen musikalnya yang sedemikian parah, film ini tidak serta-merta buruk sama sekali. Kita masih dapat menjumpai konfrontasi umum antarpihak yang terlibat dalam cerita. Antara para bajak laut dengan para warga biasa, angkatan laut, dan pemerintah dunia. Kita pun akhirnya bisa menyaksikan penampilan para kru bajak laut Red Hair (Akagami), terutama sang kapten, Shanks (Ikeda) dengan porsi lebih lama. Mengingat betapa amat jarangnya mereka muncul. Bukan hanya dalam setiap film One Piece yang telah rilis selama ini, tetapi juga dalam serial anime-nya. Walau tetap saja, kemunculan mereka dalam One Piece Film: Red tidak serta-merta mengungkap keseluruhan amunisi yang mereka miliki.
Maksudnya sedikit melakukan pergerakan dengan memasukkan unsur musik, namun One Piece Film: Red justru mengabaikan semangat utama dalam One Piece itu sendiri. Sebuah percobaan yang ceroboh dari sang pencipta, Eiichiro Oda, dengan pelaksanaan yang belum matang juga. Meskipun dengan munculnya Shanks dan krunya serta kekuatan tingkat tinggi dari tokoh utama, itu tidak memiliki dampak signifikan pada keseluruhan film. Belum lagi dengan banyaknya karakter lain yang juga harus diberikan peran untuk tampil. Masalah umum dalam film-film anime yang telah memperkenalkan banyak karakter dalam serialnya. Kita juga dapat melihat situasi serupa dalam beberapa film Detective Conan terbaru. Semoga jika One Piece membuat film lagi di masa depan, sang pencipta cerita tidak melakukan kesalahan yang sama.
Review of Free Download & Streaming Film One Piece Film: Red (2022) BluRay 480p, 720p, & 1080p Subtitle Indonesia Pahe Ganool Indo XXI LK21
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted