A London-based team of Men in Black (MIB) secret agents become involved in a murder mystery that sends them traveling the globeGenres: Action | Adventure | Comedy | Sci-Fi
Country: USA
Language: English | French
Release Date: 19 June 2019 (Indonesia)
Runtime: 114 min
Director: F. Gary Gray
Writers: Matt Holloway, Art Marcum | 1 more credit »
Stars: Chris Hemsworth, Tessa Thompson, Kumail Nanjiani
Sementara upaya yang berani untuk memberikan fanbase sesuatu yang signifikan untuk trilogi lebih dekat, jelas bahwa 2012 "Men in Black 3" kehabisan ide ketika datang ke pasangan bintang Will Smith dan Tommy Lee Jones, sementara serangan alien aspek premis di mana diencerkan oleh konsentrasi cerita pada perjalanan waktu untuk menyuntikkan beberapa wow ke sekuel kedua. Itu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jelas sihir apa pun yang ada di sana pada tahun 1997 asli sudah lama hilang. Hollywood, yang tidak pernah membiarkan nama merek mati, berupaya untuk menghidupkan kembali polisi intergalaksi dengan "Men in Black: International," yang memperdagangkan Smith dan Jones dengan Chris Hemsworth dan Tessa Thompson, yang sudah menikmati chemistry yang lumayan dalam "Thor: Ragnarok." Juga hilang adalah sutradara Barry Sonnenfeld, yang cara uniknya dengan seri hilang, dengan kendali diserahkan kepada F. Gary Gray, helmer "The Fate of the Furious" dan "Be Cool." Perubahan kreatif bersifat berkala, tetapi kebanyakan Gray mencoba untuk menangkap kembali apa yang hilang, berharap untuk me-reboot "Men in Black" dengan aktor-aktor yang tidak dikenal dengan karakter komedi mereka, sementara skenario oleh Art Marcum dan Matt Holloway tidak terlalu tajam dengan misteri, tidak mampu menyalakan film yang secara mengejutkan lamban.
Bercerita Molly yang dari kecil memiliki pengalaman dengan mahluk luar angkasa dan MiB, terus berusah untuk mencari tahu keberadaan agen khusus (berjas hitam) ini sepanjang hidupnya. Akhirnya, ia menemukan markas MiB dan mampu menyusup ke dalam. Molly diinterogasi, namun berbekal pengalamannya, akhirnya ia justru menjadi agen percobaan dan dikirim ke markas MiB di London. Bersama agen lokal bernama H, Molly (M) menyelidiki satu kasus kecil yang ternyata berujung pada nasib seluruh alam semesta. Terasa familiar?
Sebenarnya, tidak mudah untuk memandang serius terhadap keberadaan seri film Men in Black. Selain Men in Black (Sonenfeld, 1997) yang berhasil mendapatkan pujian luas dari para kritikus film dunia sekaligus meraih kesuksesan komersial yang cukup besar selama masa perilisannya, dua film Men in Black lainnya gagal untuk dieksekusi dengan kualitas yang mampu membuat keberadaannya layak untuk diingat – meskipun Men in Black II (Sonenfeld, 2002) dan Men in Black 3 masih mampu menarik sejumlah besar penonton. Premis Men in Black: International yang menghadirkan dua sosok agen rahasia baru – dan diperankan oleh duo Hemsworth dan Tessa Thompson yang sebelumnya telah tampil bersama dengan chemistry yang meyakinkan dalam Thor: Ragnarok (Taika Waititi, 2017) dan Avengers: Endgame (Anthony Russo, Joe Russo, 2019) – jelas terasa sebagai sebuah langkah baru yang meyakinkan bagi seri film ini. Sayangnya, selain chemistry erat antara Hemsworth dan Tessa Thompson yang mampu menghadirkan nyawa bagi film ini ketika mereka tampil bersama di banyak adegan, Men in Black: International dibangun dengan jalinan plot yang cenderung medioker – jika tidak ingin menyebut kualitas tersebut sebagai lemah.
Marcum dan Holloway nyaris hanya melakukan “rekonstruksi” ulang atas berbagai alur maupun plot film-film sejenis – termasuk alur ataupun plot dari film-film Men in Black sebelumnya – tanpa pernah mengelolanya dengan jalinan cerita yang meyakinkan. Hal yang sama juga dapat dirasakan dari karakter-karakter yang hilir mudik di sepanjang penceritaan film. Tak satupun dari karakter-karakter dalam film ini – termasuk para karakter utamanya – tampil dengan penggalian dan pendalaman kisah yang benar-benar kuat dan efektif. Klise dan begitu mudah untuk ditebak, khususnya sebuah pelintiran kisah tentang sesosok karakter yang sangat/terlalu gampang untuk diidentifikasi keberadaannya. Pengarahan yang diberikan F. Gary Gray (Fast and Furious 8, 2017) juga tidak memberikan kontribusi yang cukup berarti pada peningkatan kualitas cerita film. Men in Black: International seringkali hadir dengan ritme pengisahan yang berantakan – kadang terasa terlalu lamban dalam bertutur dan beberapa kali terasa tergesa-gesa dalam bercerita – jika tidak tampil dengan penampilan kisah yang dapat disebut datar dan jauh dari mengesankan. Pengarahan yang kemudian membuat film ini terasa menjadi begitu membosankan.
Chemistry antara Hemsworth dan Tessa Thompson memang menjadi elemen terkuat dari presentasi cerita Men in Black: International. Namun, bahkan chemistry hangat dan erat tersebut seringkali tidak mampu menutupi bobroknya kualitas cerita film ini secara keseluruhan. Hemsworth terasa berakting dalam penampilan yang menjemukan dalam tiap adegannya. Kualitas penampilan yang mungkin tidak dapat dihindari ketika seorang aktor diberikan tampilan cerita yang begitu lemah. Penampilan Tessa Thompson, Emma Thompson, Neeson, Rafe Spall, Rebecca Ferguson, don vokal Kumail Nanjiani mampu mendapatkan beberapa momen yang membuat kehadiran mereka tampil menarik. Tetap saja, tidak mampu benar-benar mengangkat kualitas presentasi film yang kemungkinan besar akan dilupakan para penontonnya beberapa detik seusai mereka menyaksikan film ini. Efek yang bahkan tidak memerlukan bantuan alat neuralyzer milik para agen rahasia Men in Black untuk melakukannya.
Men in Black: International menawarkan kisah tipikal serinya dengan karakter utama yang kurang karismatik, sekalipun pencapaian CGI dan aksinya terbilang menghibur dalam beberapa momen. Lelah rasanya menonton film ini, bisa jadi film sejenis sudah terlampau banyak saat ini, tidak seperti ketika seri pertamanya dirilis dua dekade lalu. Sang sineas juga tak mampu memberikan sentuhan magisnya seperti film-film arahannya sebelumnya. Jujur saja, The Fate and the Furious masih lebih menghibur dari film ini. Sepertinya sudah bisa kita katakan, seri MiB sudah tamat.
Video
Codec: MPEG-4 AVC
Resolution: 1080p
Original aspect ratio: 2.00:1
Audio
TBA
Subtitles
English SDH
Discs
Blu-ray Disc
Two-disc set (1 BD-50, 1 DVD)
DVD copy
Digital
Movies Anywhere
Packaging
Slipcover in original pressing
Playback
Region A (B, C untested)
Men in Black: International (2019) BluRay 1080p Subtitle Indonesia Review
Reviewed by tmv31
on
8/21/2019 03:01:00 PM
Rating:
Download Film Men in Black: International (2019) BluRay 1080p Subtitle Indonesia Review. The Men in Black have always protected the Earth from the scum of the universe. In this new adventure, they tackle their biggest threat to date: a mole in the Men in Black organization.
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted