Dalam dunia investasi saham, Warren Buffett dikenal sebagai salah satu
investor kawakan yang pandai dalam memilih saham bagus untuk dibeli. Lalu
seperti apa cara memilih saham yang bagus ala Warren Buffett tersebut? Simak
di bawah ini!
4 Macam Strategi Investasi Saham
Sebelum membahas teknik yang digunakan oleh Warren Buffett dalam memilih saham
mana yang akan diinvestasikan, penting bagimu untuk mengetahui 4 strategi
investasi saham secara umum, yaitu:
Value Investing
Ini adalah strategi investasi yang dipopulerkan oleh Benjamin Graham dalam
bukunya The Intelligent Investor. Pada strategi ini, investor fokus memilih
saham yang ditransaksikan di bawah nilai wajarnya atau undervalued. Banyak
cara untuk menemukan saham yang undervalued, salah satunya adalah dengan
memakai metode analisis Price to Earning Ratio (P/E Ratio).
Growth Investing
Sesuai namanya, growth investing adalah strategi investasi yang fokus pada
membeli saham-saham emiten dengan proyeksi pertumbuhan tinggi di masa depan.
Pada strategi ini, investor tidak peduli apakah suatu saham dijual murah atau
mahal, sebab yang terpenting adalah harga saham tersebut mempunyai peluang
tinggi untuk tumbuh berkali-kali lipat di masa mendatang. Umumnya, saham
growth adalah saham-saham perusahaan baru yang masih dalam tahap pertumbuhan
dan ekspansi.
Momentum investing
Strategi investasi saham yang ketiga adalah momentum investing. Pada strategi
ini, investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham mengikuti trend yang
terjadi di pasar modal. Istilah kerennya riding the wave. Jadi, investor akan
beli saham yang sedang uptrend (harganya naik), dan menjual saham tersebut
ketika trend harganya berbalik arah atau bearish.
Dollar-Cost Averaging
Strategi investasi saham yang terakhir adalah Dollar Cost Averaging (DCA).
Strategi ini sangat mudah diikuti oleh pemula karena tidak diperlukan analisa
harga saham sebagaimana pada ketiga strategi investasi sebelumnya. Pada DCA,
investor hanya perlu berinvestasi secara rutin setiap minggu, bulan, atau
tentukan sendiri waktunya. Dengan begitu, investor akan mendapat harga
rata-rata dari pembelian saham secara jangka panjang serta tidak perlu pusing
melakukan market timing.
Nah, diantara keempat strategi investasi saham tersebut, Warren Buffett
diketahui menggunakan metode value investing dalam menentukan mana saham yang
bagus untuk dibeli. Bagaimana cara Warren Buffett melakukannya?
Cara Warren Buffett Memilih Saham Yang Bagus Untuk Investasi
Berbeda dengan kebanyakan investor di luar sana, Warren Buffett tidak pernah
memakai analisa teknikal dalam memilih saham. Entah itu teknik analisa Moving
Average (MA), Relative Strength Index (RSI), On-Balance Volume (OBV), atau
lain-sebagainya.
Sebaliknya, metode analisa yang Warren Buffett gunakan adalah analisa
fundamental dengan membaca riwayat laporan keuangan perusahaan secara
menyeluruh. Dalam menganalisa laporan keuangan, terdapat beberapa indikator
yang sangat diperhatikan oleh Warren Buffett dan mempengaruhi keputusannya
untuk membeli saham perusahaan, yaitu:
Rasio Utang terhadap Ekuitas
Saham yang bagus adalah saham dari emiten dengan rasio utang terhadap ekuitas
kecil. Cara menghitungnya adalah dengan membagi total utang perusahaan dengan
total ekuitasnya dalam satu periode. Nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang
kecil menandakan bahwa manajemen lebih banyak menggunakan ekuitas daripada
utang untuk membiayai operasional perusahaan.
Umumnya, rekomendasi saham yang layak dibeli adalah saham-saham perusahaan
dengan nilai DER di bawah 1. Namun hal ini dapat berbeda antara satu industri
dengan yang lainnya. Sehingga tidak boleh dijadikan sebagai satu-satunya
faktor penilai.
Return on Equity (ROE)
Berikutnya, Buffett melihat indikator Return on Equity (ROE) dalam memilih
saham. ROE adalah indikator yang menunjukkan tingkat profitabilitas
perusahaan. Cara menghitung ROE adalah dengan membagi total laba bersih (net
income) perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan pada satu
periode.
Semakin tinggi ROE berarti semakin bagus perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih bagi pemegang saham, sehingga membuat sahamnya semakin menarik untuk
dibeli. Tapi ingat, saat kamu menganalisa ROE perusahaan, sebaiknya gunakan
jangka waktu yang panjang (5 – 10 tahun) untuk mengetahui mana saja perusahaan
yang mampu menghasilkan tingkat ROE yang bagus dan konsisten selama
bertahun-tahun.
Margin Keuntungan Bersih
Margin keuntungan bersih atau Net Profit Margin (NPM) juga merupakan indikator
yang sering dipakai Warren Buffett dalam memilih saham yang bagus. NPM
mengukur berapa persen laba bersih yang diterima perusahaan dari total
pendapatan pada suatu periode. Rumusnya adalah dengan membagi total laba
bersih dengan pendapatan bersih, lalu dikali 100.
Semakin tinggi NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengelola
biaya. Saham yang bagus dikoleksi adalah saham dengan rasio NPM tinggi dan
stabil ataupun meningkat dari tahun ke tahun.
Saham diskon
Inti dari strategi value investing yang dipakai oleh Warren Buffett adalah
mencari saham yang sedang diskon atau dihargai di bawah dari nilai wajarnya.
Cara mengetahuinya adalah dengan menghitung nilai intrinsik saham lalu
membandingkannya dengan harga saham pada saat ini; apakah dia dijual lebih
mahal atau justru lebih murah.
Hingga sekarang, tidak ada satu pun cara pasti yang bisa digunakan untuk
menghitung nilai intrinsik saham sebab semua investor dapat memiliki pandangan
yang berbeda-beda. Adapun dua cara yang paling populer dipakai investor saat
ini adalah metode Discounted Cash Flow (DCF) dan Price to Earning Ratio (PER).
Selain keempat cara di atas, Buffett juga akan melihat keunikan dari
produk/jasa yang dijual oleh perusahaan tersebut sebelum menentukan apakah
sahamnya layak dibeli atau tidak. Semakin unik produk/jasa yang ditawarkan
perusahaan berarti semakin sulit pula ditiru oleh kompetitor sehingga
memungkinkan perolehan margin keuntungan yang lebih besar.
Cara Memilih Saham Yang Bagus Ala Warren Buffett
Reviewed by tmv31
on
11/13/2021 07:51:00 PM
Rating:
Tidak ada komentar:
no spam or will be deleted